- Back to Home »
- Artikel »
- Keunikan Metematika bag.2
Posted by : Unknown
Kamis, 05 April 2012
Kenyataan dan keunikan bilangan π
Pernah kalian melihat hal-hal menarik dalam bilangan matematika?
tentu kalian pernah, banyak hal yang tidak kita ketahui tetapi kita hanya mengira itu biasa saja, dan tetaplah masuk akal. akan tetapi apabila dikaji lebih dalam maka kita dapat lebih mengetahui tentang matematika yang bisa dikatakan begitu unik bagi para pencinta matematika.
Adanya matematika semua kehidupan terasa lengkap bagai kebutuhan primer, mengapa? ,,, jawabannya karena semua aktivitas manusia adalah sangat erat hubungannya dengan bilangan matematika. banyak contoh yang sangat berkaitan dalam kehidupan ini. dalam hal ini saya akan menunjukkan sedikit informasi tentang matematika.
maav ea cerita sedikit tentang kuliah saya d UMB,,,,
semester 4 kemaren saya sempat mengambil MK semester 7 yaitu "sejarah matematika", dimana saya di asuh oleh dosen pengasuh Dra.Hj. Nyayu MA, M.Pd. nah, pada saat itu saya mempelajari serta mengikuti pelajaran sejarah tersebut, hari demi hari terlewati dengan kerja kelompok. dengan berlangsungnya kerja kel tersebut saya memperhatikan penjelasan dari kaka tingkat tentang bilangan π. diakhir perkuliahan dosen menjelaskantentang rahasia dari bilangan tersebut, nah, akhirnya saya baru tahu bahwa bilangan itu sangat unik dan menarik.
langsung saja pada intinya......
sedikit penjelasan materi tentang π
Pendekatan Bilangan π
Matematika Mesir Purbakala sudah mempersoalkan perbandingan diameter lingkaran dengan kelilingnya. Jika keliling lingkaran disebut K dan diameternya d, maka berapa hasil bagi K/d.
Dalam Papirus Rhind perbandingan itu diambil. Sebagai K/d = (4/3)2 = 3,1604.
Orang yang petama mencari harga perbandingan itu melalui geometri ialah Archimedes kira-kira 240 BC.
Archimedes (287 - 212 BC) menghitung keliling segi 6, segi 12, segi 24, segi 48, dan segi 96 beraturan dinyatakan dengan diameter lingkaran itu. Tentu keliling lingkara terletak diantara keliling segi banyak luar dengan segi banyak dalam beraturan dari segi tersebut.
Akhirnya Archimedes memperoleh pendekatan itu 223/71 < K/d < 22/7.
Nilai dari perbandingan K/d inilah yang kemudian hari dinyatakan dengan K/d = π.
Lambang π pertama kali digunakan ahli Matematika inggris, yakni William Oughtred pada 1737. Pendekatan nilai π melalui poligon dalam dan luar beraturan disebut metode klasik. Di antara ahli-ahli yang menggunakan metode klasik dapat disebut seperti Francois Viete dari Prancis pada tahun 1579. Ia memberi nilai pendekatan 9 tempat desimal melalui pologon dengan sisi 6 (216) = 393,216.
Dapat disebut seorang lagi dengan keterampilan berhitung luar biasa menggunakan sebagian dari waktu hidupnya untuk menentukan pendekatan nilai π hingga 35 tempat desimal melalui segi banyak 262 beraturan. Orang luar biasa ini adalah Ludolph Van Ceulen dari Jerman pada tahun 1610. Selain metode klasik dapat dikemukakan beberapa metode lagi. tahun 150, Cladius Ptolemeus dari Alexandria, ia menghitung panjang lingkaran di hadapan sudut 1o kemudian dikalikan 360o hasilnya dibagi dengan panjang diameter, maka diperoleh nilai perbandingan itu 377/120 = 3,1416. dan yang sekarang kita kenal dengan bilangan π = 3,14 atau 22/7.
nah, apakah dibalik semua ini?
Ilmuwan telah meneliti berbagai cara untuk memperoleh bukti serta kebenaran dari hal yang mereka ketahui dan amati selama yang mereka teliti.
Hubungan dengan kehidupan kita terutama umat ISlam. bahwa dalam Alqur'an telah disebutkan bilangan itu, jadi sebelum ilmuwan menemukan semua itu bahwa di dalam Al-Quran telah ditetapkan terlebih dahula, tidak ada keraguan padanya.
Dalam surat Al-Hajj 22:29,
...hendaklah mereka melakukan tawaf sekeliling ruma yang tua itu (Baitullah).
Jadi orang yang mengelilingi tawaf itu membentuk suatu lingkaran yang dimana lingkaran terbentuk dengan banyaknya orang yang mengelilingi ka'bah sebanyak 7. itu dimana merupakan bilangan dari π = 22/7, 22 letak surah Al-Hajj...
diatas tentang hubungan dengan Al-Quran saya kutip dari penjelasan langsung Dra.Hj. Nyayu MA, M.Pd.
Sumber:
Sitorus,J. 1990. Pengantar Sejarah Matematika dan Pembaharuan Pengajaran Matematika Disekolah. Bandung: Tarsito.
...
BalasHapusjangan menjadikan hari ini sebagai cerminan hari esok,,,